Monday, December 27, 2010
Majas dalam Bahasa Indonesia
Berikut beberapa majas dan contoh-contohnya:
Saturday, December 25, 2010
Name and......name
詹姆斯 - zhān mǔ sī = the Supplanter
阿克瑟儿 - ā kè sè ér = father of peace
加松 - jiā sōng = the Healer
达文 - dá wén = dearly loved
伊丽莎白 - yī lí shā bái = my God is an oath
瑟琳 - sè lín = the Moon
佳丝明 - jiā sī míng = fragrant flower
格拉迪斯 - gé lā dí sī = royalty; princess
爱薇 - ài wēi = to live; to breath
罗莎琳 - luō shā lín = beautiful rose
乔丝琳 - qiáo sī lín = playful; light hearted
法内莎 - fǎ nèi shā = butterfly
卫尔农 - wèi ěr nóng = youthful; young at heart
克来儿 - kè lái ér = clear; bright
乔树阿 - qiáo shù ā = Jehovah is generous
德波拉 - dé bō lā = honey bee
维克多尔 - wéi kè duō ěr = winner
西尔维斯特 - xi ěr wéi sī tè = wood; forest
爱雷诺儿 - ài léi nuò ér = shining light
格兰达 - gé lán dá = holy and good
凯内特 - kǎi nèi té = handsome
奥斯丁 - ào sī dīng = great; venerable
麦可 - mài kě = no one is like God
斯提凡 - sī tí fán = crown; garland
诺拉 - nuò lā = one who is bright
谢拉 - xiè lā = noble; gentle
查尔斯 - chá ěr sī = army; warrior
Monday, December 6, 2010
1 Corinthians 13
If I speak in the tongues of men or of angels,
but do not have love,
I am only a resounding gong or a clanging cymbal.
If I have the gift of prophecy and can fathom all mysteries and all knowledge,
and if I have a faith that can move mountains,
but do not have love,
I am nothing.
If I give all I possess to the poor and give over my body to hardship that I may boast,
but do not have love,
I gain nothing.
Love is patient, love is kind.
It does not envy, it does not boast, it is not proud.
It does not dishonor others,
it is not self-seeking,
it is not easily angered,
it keeps no record of wrongs.
Love does not delight in evil but rejoices with the truth.
It always protects, always trusts, always hopes, always perseveres.
Love never fails.
But where there are prophecies, they will cease;
where there are tongues, they will be stilled;
where there is knowledge, it will pass away.
For we know in part and we prophesy in part,
but when completeness comes, what is in part disappears.
When I was a child,
I talked like a child,
I thought like a child,
I reasoned like a child.
When I became a man,
I put the ways of childhood behind me.
For now we see only a reflection as in a mirror;
then we shall see face to face.
Now I know in part;
then I shall know fully, even as I am fully known.
And now these three remain: faith, hope and love.
But the greatest of these is love.
And all you need is...........silence
........masih manusia yang sama
Masih kaligrafi yang sama
........masih jiwa yang sama
Masih nisan yang sama
........masih debu yang sama
Masih nama yang sama
........masih gelap yang sama
Tak ada yang bisa menghilangkan kegelapan,
ia hanya tersembunyi
Pelita, mentari....
bisakah mnenghapuskan kegelapan?
Mereka hanya bisa menutupinya.
Saat pelita itu redup,
saat sang mentari terbenam,
Kegelapan akan menguasai....................lagi.
Sudah, sudah.
Aku lelah.......
Saturday, December 4, 2010
Klasifikasi Manusia
Kembali lagi bersama saya, (calon) dr. Maria Yosephine, M.Si.
Sekarang saya akan menerangkan tentang klasifikasi manusia.
Beberapa di antaranya mungkin ada di sekililing Anda. Mungkin banyak, mungkin sedikit, bahkan mungkin hanya satu yang Anda kenal.
Walau klasifikasi ini benar adanya, setiap manusia itu unik.
Seperti horoskop yang walaupun hanya ada 12, setiap pribadi itu unik. Berbeda satu dengan yang lainnya. Begitulah....(lalalalallaa~~Gak usah dibaca~~)
Sunday, November 28, 2010
Still
.........but, still
You believe all God's creations are exquisite
I have acted like a fool
.........but, still
Your smile can not be broader
I have tried to be very faithful
.........but, still
You think that I played around
I have protected you wholeheartedly
.........but, still
You loose from my grasp
I have struggled to keep you warm
.........but, still
You are freezing like a frigid Winter
I have vowed to always be at your side,
to accompany you wherever you go,
to be your first and your last
.........but, still
Death takes you without any guilt
The one who obliterate you has perished
.........but, still
You can never be mine..............anymore
You has gone,
with all joy and misery
.........but, still
Your shade will never vanish away
I'm glad I met you, Gladys.
Monday, November 22, 2010
Mungkin aku tidaklah sempurna...
(Bener apa kagak nih?)
Ya ampun.
Gw abis baca2 postingan lama di blog gw..
Gw agak heran.
Kok keren amat itu isi postingan? Kayak bukan gw yang tulis....terlalu bagus.
Hehehehe...
Bisa-bisanya gw kepikiran hal kayak gitu. Ckckck... Sepertinya ke-brilliant-an gw udah mulai terkikis oleh rumus Fisika.. --a (Help!)
Bersiaplah untuk sebuah mahakarya yang luar biasa dahsyat dan.....membosankan.
Ntar liburan gw post cerita gw (yang alay dan amatiran), deh... Hehehe..
Itu juga kalo gw gak terbuai Persona, yaaah... Hehehe...
Udah, ah. Gak penting banget ni postingan.
Gw mau ngerjain yang lain dulu, yaaaahh.... Bye!
NB: Laptop gw udah bener.........dan itu membuat utang gw pada emak bertambah.
Monday, November 15, 2010
Angel is Reserved
Angel (salah satu anak A.L.A.Y.) udah jadian ama, ehm........seseorang [nama disamarkan menjadi Kenneth (yang sumpah JAUH BANGET sama nama aslinya) agar tiada pihak yang merasa dirugikan].
Mereka jadian tanggal 10-10-10.
Oh, indahnya~~~ (pake nada lagu Cinta Satu Malam)
Tanggal yang begitu sempurna karena angka sepuluh melambangkan kesempurnaan. (Seperti kalo dulu pas SD, pas lu dapet nilai 10, udah gak bakalan ada lagi orang yang bisa ngalahin nilai lu. Itu artinya nilai sempurna.)
Sang mempelai pria, Kenneth, berhasil (setelah mengumpulkan segala keberanian yang tersimpan jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam dan tertutupi oleh selimut kemaluan--bukan kemaluan yang 'itu'--yang begitu berat) mengukuhkan hatinya untuk (entah kesekian-juta kalinya) melamar sang mempelai wanita setelah diberi iming-iming kawin, eh, kesempurnaan oleh wanita yang sangat rupawan, manis, baik hati, gemar menabung, dan memberi sedekah pada kaum papa (ada apa? Gak papa...) bernama Maria Yosephine.
Demikian.
Saya capek nulis blog ini. Mau bobok.
Au revoir!
Thursday, November 11, 2010
Need a Break
Sudah berapa abad saya tak menulis di tong sampah tempat segala sampah dan hal-hal tiada berguna melekat ini? Ckckck.. Banyak (baca: 1 orang) yang menanyakan apa kabarnya blog gw yang suram ini. Huah. Dia memang setia membaca (bener2 setia membaca APA PUN yang gw tulis) karya gw. Bahkan novel murahan kampung, alay, norak, amatir, sinting, tiada-arah-dan-tujuan, madesu bikinan gw aja dia demen banget. Hiks. Gw jadi terharu. Betewe, gw sayang sama ni blog. Kapan2 gw post sebagian kecil novel (bukan novel juga, sih...orang gak jelas mau dibawa kemana gituh ceritanya. Hahaha) gw di sini, deh.
Friday, August 27, 2010
Fluorescent Autumn
scent of wind....
...............ripe pumpkins
Sunday, August 15, 2010
Trial by Fire
Gw gak tau harus mulai dari mana.
"Trial by Fire" itu judul buku yang saaaaanngaaaaaaattttt gw inginkan.
Tapi............. belinya cuma bisa di Amazon.com atau eBay. Pake credit card.
Gw gak punya yang namanya credit card. Gimana, doonkk..?
Minta sama ortu.
Bapak gw bilang, dia gak percaya sama belanja online. Takut credit card-nya dihack.
Katanya cari aja di toko buku macam Times gitu. Gw sih gak yakin ada.
Hiks.. Gw sedih~
Padahal gw mau banget buku itu.
Gw belom pernah se-mau ini sama suatu barang..
Itu buku kayak novelization-nya film The Last Airbender, tapi dari sudut pandang Zuko.
Bahasa Inggris, quote-quotenya sama persis kayak di film.
Haduh. Gw maaaauuu bangeeeettt~~~~~~
Wednesday, August 11, 2010
Dev Patel in TLA
Monday, August 9, 2010
Beberapa Hal yang Membuat Gue Gila
Thursday, July 15, 2010
Gilaa! Ada orang gilaaa..
Wednesday, July 14, 2010
Definisi 'ALAY' dalam hidup gue
Saturday, July 10, 2010
Prolog (Kali ini beneran, gan! Cekidot..)
Tuesday, June 29, 2010
Facebook melarang 4shared.com
Friday, June 25, 2010
Kenangan dan musibah hari ini (25-06-2010)
PERHATIAN! INI BISA JADI MEMBOSANKAN KARENA SANGAT PANJANG.
Friday, June 18, 2010
Prolog
Friday, June 11, 2010
Be Veg. Go Green. Save the Planet?
Saturday, May 29, 2010
Beberapa Hal yang Manis
Wednesday, May 26, 2010
Baru tau
No Need
Seuntai Sajak untuk SI Hati Es
Friday, May 21, 2010
My Favourite Poem
untuk melayani dunia ini
Berilah kesabaran seluas angkasa,
untuk melupakan derita ini
Berilah kemauan sekuat garuda,
untuk menolak penindasan ini
Berilah perasaan selembut sutera,
untuk mempertahankan kemanusiaan ini
— Subagio Sastrowardoyo
Tugas Bahasa Indonesia
Pelacur
Sepertinya Agnes akan buka tempat melacur lagi siang ini. Kasihan Agnes. Ia punya banyak ‘teman’ yang isi otaknya tidak lebih dari seonggok cinta murah seperti kepiting di Pasar Benteng. Heran, deh. Agnes mau saja yah, melayani para pelacur itu.
Melacur adalah kegiatan favorit para pelacur. Melacur disini bukanlah ‘melacur’ seperti di Taman Lawang. Melacur disini maksudnya adalah melakukan kegiatan curhat. menarik murahan seperti di sinetron
Adalah Vanessa, seorang perempuan keturunan Belanda yang punya mantan lebih dari jumlah jari tangan ditambah jari kakinya. Ia sedang berjalan bak supermodel dari kelasnya kemari. Terlihat dari kaca jendela kelas yang kinclong karena baru dilap. Rasanya hampir setiap hari ia melacur di tempat pelacuran Agnes.
“Agnes! Gue putus sama David!” teriak Vanessa. David. Nama baru lagi.
Suara Vanessa lebih keras dari kereta api ekonomi jurusan Jakarta-Surabaya di stasiun Juanda. Wajarlah kalau bukan hanya Agnes yang mendengar isi lacurannya.
“Kok bisa, sih?” jawab Agnes (sok) perhatian. Rasa-rasanya kalimat yang barusan itu sudah diucapkannya ratusan kali.
“Yah, abis dia tukang selingkuh,” jawab Vanessa dengan suara berkekuatan 10.000 desibel yang menggema di seluruh penjuru ruang kelas. Maka resmilah acara pelacuran itu dimulai.
Agnes memang pendengar yang baik. Pendengar yang baik selalu mendengarkan keseluruhan cerita dengan mimik perhatian dengan tanpa adanya interupsi sedikitpun. Dan Vanessa memang pelacur yang baik. Pelacur yang baik melacur dari awal istirahat sampai istirahat hampir selesai.
Aku sibuk menikmati makan siangku, tidak mendengar obrolan mereka dari awal sampai akhir. Seperti biasa, Agnes tidak makan siang kalau ada yang melacur padanya saat istirahat makan siang. Kesehatannya jadi agak mengkhawatirkan. Semakin hari ia terlihat semakin kurus saja. (Atau mungkin ini hanya perasaanku)
Setelah Vanessa puas melacur, ia pergi dari kelasku. Mungkin kembali ke kelasnya. Kuhampiri Agnes yang sedang membuka bekal makan siangnya.
“Nih,” kutawari Agnes roti daging yang tadi pagi kubeli tapi belum sempat kumakan.
Ia menatapku 2,5 detik dan berkata, “Gak... aku lagi makan, kok... Makasih, yah...”
“Lagi makan? Lagi makan apa baru mau makan?”
Ia hanya diam. Dasar pendengar yang baik!
“Istirahat tinggal
“Gak usah. Bener deh, gak usah...”
“Ya udah kalo gak mau,” kataku datar. Aku pun kembali ke tempat dudukku setelah mengalami penolakan besar-besaran atas niat baikku.
Baru saja dua suap nasi masuk ke mulut Agnes, bel tanda istirahat telah selesai sudah berdering. Tuh,
***
Besoknya, giliran Cynthia–mantan pacarku– yang datang melacur. Cynthia sempat melihat ke arahku sedetik, tapi kemudian berpaling ke arah Agnes. Kenapa sih, dia?
Pipi Cynthia merah. Bukan karena malu atau marah, pipinya merah seperti habis ditampar dengan segenap nafsu. Cap tangan masih terlihat di pipinya walau agak samar.
“Kenapa kamu? Kok pipi kamu merah?” tanya Agnes padanya.
“Rafael nampar gue kemaren,” jawab Cynthia ringan. Rafael adalah nama pacar–atau mungkin mantannya– saat ini.
“Kok bisa, sih?” tanya Agnes. Lagi-lagi kata itu yang ia ucapkan.
“Udahlah, gak penting! Rafael tuh emang kasar! Gue benci sama dia!” teriak Cynthia. Kasar? Nyesel
“Iya, terus gimana?” tanya Agnes lagi. Pertanyaan Agnes yang barusan disambut jawaban lembut dari Cynthia. Suara mereka mulai tidak jelas dan lama kelamaan tidak terdengar lagi. Suara Cynthia tidak seperti suara Vanessa yang berkoar-koar bak burung beo kelaparan yang ditinggal pemiliknya pulang kampung ke
Kali ini Agnes punya cukup waktu untuk menghabiskan makan siangnya karena Cynthia tidak terlalu lama melacur. Bel berbunyi tepat setelah Agnes menutup tempat bekalnya.
Hari ini ada remedial biologi sepulang sekolah. Betapa sakitnya aku karena harus ikut remedial itu dan betapa saktinya Agnes karena tidak ikut remedial itu–nilainya sempurna.
***
Remedial berlangsung hening dan membosankan. Karena paling terakhir mengumpul, aku ditinggal sendirian di kelas. Saat sedang membereskan barang, terlihat ada benda kotak berwarna ungu di laci meja tempat Agnes biasa duduk. Penasaran dengannya, kuambil benda itu. Diary Agnes. Kenapa bisa tertinggal, sih? Ceroboh sekali Agnes. Bagaimana kalau ditemukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab? Bisa kiamat Agnes.
Diary ini berat juga. Pasti isinya semua curhatan para pelacur yang setiap istirahat datang padanya. Mungkin mulai dari jaman dia SMP, sampai saat ini. Kira-kira isi curhatan Cynthia yang tadi siang apa, yah...?
Selasa, 5 Februari 2008 – dua tahun lalu, saat ia kelas delapan.
Sekarang lagi jamannya pacar-pacaran, nih... Kayaknya cuma aku deh, yang gak punya pacar. Sedihnya... Jadi iri sama yang lain. Debbie, my best friend–yang katanya sehati sejiwa denganku dalam segala hal, sekarang udah gak sehati sejiwa lagi. Dia jadian sama Jeremy! Aku ditinggalnya dalam jurang kejombloan yang kelam dan tak berujung. Ah, Rese!
Aneh banget nih anak. Beda banget
Jum’at, 16 Mei 2008
Hari ini Debbie putus sama Jeremy. Debbie sampe nangis gak berenti-berenti. Duh, kasihan juga, sih... Tadi aku temenin dia nelpon sampe berjam-jam. Isinya siaran ulang semua. Dia udah ngomong semuanya di sekolah, diulang lagi. Bosen, deh... Tapi, yaah... Sebagai teman yang baik aku harus mau mendengarkan curhatannya.
Jadi ngebosenin, deh. Debbie siapa, sih? Jeremy juga siapa? Kubalik banyak halaman ke depan supaya cepat.
Rabu, 24 Maret 2009
Sekarang jadi banyak orang yang curhat ke aku, deh... Mau cowo ataupun cewe, pernah curhat ke aku. Kebanyakan si cewe... Enak juga jadi tempat curhat banyak orang. Aku jadi lebih sabar, lebih pengertian pada orang lain, dan lebih menghargai pandangan hidup masing-masing orang.
Ternyata Agnes udah buka tempat pelacuran dari kelas sembilan. Gak heran tempat pelacurannya tersohor sampai ke satu angkatan. Apa dia gak bosen dicurhatin mulu tiap hari? Lama-lama kuping panas juga kali, kalau mendengarkan ocehan orang model Vanessa gitu setiap istirahat. Agnes kok mau, yah?
Sabtu, 11 April 2009
Aku kangen sama papa. Kenapa sih, Tuhan manggil papa cepet banget? Papa itu
Hah? Diabetes mellitus? Kok aku gak pernah tahu? Kalau soal ayahnya yang meninggal setahun lalu itu aku sudah tahu. Tapi aku tidak tahu sama sekali soal penyakit yang ayahnya derita. Apalagi soal kemungkinan Agnes juga terserang penyakit yang sama. Kubalik lagi halaman sampai satu minggu setelahnya.
Sabtu, 18 April 2009
Mungkin memang sudah rencana Tuhan. Apa yang aku khawatirkan benar-benar terjadi. Aku pun terserang diabetes mellitus, sama seperti papa. Kata dokter sih gak masalah. Masih bisa sembuh asalkan pola makanku dijaga dengan baik. Tapi aku takut banget nih, diary...
Astaga! Agnes terserang diabetes mellitus? Kenapa ia tak pernah menceritakannya pada siapapun? Apa ia malu? Tapi kalau dipikir-pikir, sangatlah masuk akal kalau ia tidak bilang pada siapapun tentang penyakitnya itu. Selama ini ialah yang selalu mendengarkan lacuran teman-temannya. Dengan pola seperti itu, bisakah ‘teman-teman’nya menjadi pendengar yang baik saat dibutuhkan olah Agnes?
Ini sangat tidak adil. Saat ‘teman-teman’ Agnes membutuhkan telinganya, Agnes selalu ada di kelas setiap istirahat hingga kadang ia tidak makan siang. Kenapa saat Agnes yang butuh, mereka tidak ada? Aku harap aku hanya salah menerjemahkan isi diary-nya. Kucari tanggal kemarin.
Senin, 18 Januari 2010
Vanessa lagi-lagi cerita soal mantannya. Sepertinya kali ini adalah yang ke-28. Aku tidak ingat lagi. Terlalu banyak! Vanessa lama-kelamaan jadi nyebelin, deh... AKu jadi ingat waktu aku kelas sembilan. Padahal aku mau certain soal papa dan penyakit yang kuderita, tapi Vanessa sok sibuk banget. Bikin kesel. Memang cuma kamu temen aku yang paling setia, diary...
Oh iya, ada berita buruk. Tadi aku check-up, dokter bilang penyakitku memburuk. Apa mungkin karena pola makanku yang tidak baik, yah? Sarapan jarang, makan siang pun kadang makan, kadang enggak. Gimana donk, diary? Aku masih mau hidup...
Masih mau hidup? Kok lucu banget sih kata-katanya? Memangnya ia yakin akan mati sebentar lagi? Memprihatinkan sekali.
Ternyata aku memang benar. Kenapa ‘teman-teman’nya sangat tidak adil? Agnes kan bukan ‘tong sampah’ tempat mereka membuang semua uneg-uneg yang mereka miliki tanpa memperdulikan nasib si ‘tong sampah’ saat ia juga ingin buang ‘sampah’. Kenapa?
Kututup buku diary itu dan kumasukkan dalam tas. Nanti aku akan mampir ke rumahnya untuk mengembalikan buku itu.
***
“Maaf, Agnes-nya ada?” tanyaku pada wanita yang membukakan pintu rumah Agnes saat aku berniat mengembalikan buku ungu milik Agnes.
“Agnes lagi di rumah sakit,” jawab wanita itu.
“Lho? Agnes kenapa?”
“Tadi Agnes pingsan sesampainya di rumah sehabis pulang sekolah.”
“...Aku masih mau hidup...”
Aku jadi teringat kata-kata konyol itu. Ya Tuhan, aku mohon lindungilah Agnes.
“Di--di rumah sakit mana, yah?” tanyaku tergagap.
“RSCM,” jawab perempuan itu. Ah! Kenapa disitu? Katanya masih mau hidup?
“Ya sudah, terimakasih,” kataku akhirnya. RSCM... RSCM... RSCM...
***
“Saudari Agnes ada di ruang ICU. Sedang ditangani dokter. Mohon maaf, belum bisa dijenguk,” kata resepsionis RSCM saat kutanyai tentang keberadaan Agnes.
“Terimakasih,” jawabku singkat.
Akhirnya aku pulang ke rumah dengan buku diary Agnes masih ada di tasku. Aku sangat berharap bisa mengembalikan buku ini padanya.
***
“Agnes sakit,” kata wali kelas kami saat briefing pagi di kelas.
Sudah lebih dari dua minggu Agnes tidak masuk sekolah. Selama itu pun aku belum menyentuh buku diary-nya lagi. Kubawa ke sekolah setiap hari, siapa tahu ia masuk dan mencari keberadaan buku kesayangannya yang sudah ia terlantarkan cukup lama.
Sorenya aku pergi ke RSCM. Mungkin kali ini Agnes sudah bisa dijenguk. Resepsionis bilang, Agnes sudah dipindahkan ke ruang rawat inap biasa karena keadaannya sudah membaik. Sesampainya aku di depan ruang yang disebutkan oleh resepsionis, kuketuk pintu kamar Agnes.
“Masuk,” jawab suara dari dalam. Suaranya lemah, tapi khas Agnes. Aku lalu masuk.
“Nes... udah baikan?”
“Udah, kok... Makasih udah dateng, yah...”
“Aku mau balikin buku diary kamu. Dua minggu lalu ketinggalan di kelas,” kataku kepada Agnes.
“Titip dulu ya, James... boleh,
“Oke. Kapan mau kamu ambil?”
“Setelah aku masuk sekolah.”
“Kapan itu?”
“Gak tahu. Belum ada ijin dari dokter.”
***
Aku menunggu lama sekali untuk ‘ijin dari dokter’ itu. Setelah sebulan lewat tiga hari Agnes tidak masuk sekolah, aku mendengar kabar dari wali kelas kami bahwa ia meninggal. Pemakamannya diadakan kemarin pagi. Tentu saja aku sangat tidak percaya akan berita itu. Beberapa hari lalu aku menjenguknya, dan keadaannya sudah jauh membaik. Teman-teman sekelasku pun kaget mendengarnya. Aku jadi bingung. Kenapa mereka kaget? Menjenguk saja tidak.
Pulang sekolah kudatangi rumah Agnes. Saat kutanyai soal Agnes, wanita yang kemarin memberitahuku bahwa Agnes ada di RSCM bilang bahwa Agnes memang sudah meninggal. Aku sangat terpukul mendengar hal itu. Apalagi mengingat buku diary-nya masih ada di tanganku. Akhirnya aku pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk kamar dan mengunci pintu kamar. Kukeluarkan buku ungu milik Agnes. Kupandangi sebentar, lalu kumasukkan dalam laci meja belajarku di bagian paling dalam. Kukunci laci meja belajarku, dan kubuang kunci itu. Belakangan kuketahui bahwa penyakit yang Agnes derita bisa berubah drastis hanya dalam hitungan detik. Harusnya aku belajar biologi lebih giat lagi.
Biarlah kenangan tentang Agnes tertutup dalam-dalam. Aku tak mau lagi membaca lembaran-lembaran rahasia milik Agnes. Pengorbanannya untuk para pelacur yang tidak tahu diri itu sudah sangat cukup. Aku harap tidak ada ‘Agnes’ lainnya di sekolahku nanti. Tenanglah selalu, Agnes... Semoga kau punya teman curhat disana...
~Selesai~
Friday, April 16, 2010
Nafas Untukku
Sajak untuk Celine
Thursday, March 25, 2010
I love this song
Monday, March 1, 2010
Tak Apa
Ku beri kau nafas terhirup
Bila benar kau ingin terbang
Ku beri kau sayap sang elang
Bila benar kau ingin bebas
Yakin aku ikhlas melepas
Bila benar kau ingin pergi
Yakin aku tak tersakiti
Tak apa
Masih banyak hati yang hampa