Wednesday, January 20, 2010

Ada cerita: Maaf jika ada kesamaan nama

James sedang berkonsentrasi membaca buku panduan prakteknya yang tebal dan memuakkan, ketika HP-nya berdering dan nomor yang tidak ada di phonebooknya muncul di layar. Karena suaranya yang berisik, James terpaksa mengangkat telepon orang dari tersebut...

?: Halo, James...
J: Siapa... ini?
?: Apa kamu lupa pada suaraku...?
J: ...
?: Sepupu kamu... Satu-satunya...
J: R-R-Richard...?
R: Kenapa? Kamu terdengar ketakutan...?
J: ...
R: Temui aku di apertemenku...
J: Never...
R: Oke, itu terserah kamu mau datang atau enggak... Yang pasti, aku punya satu rahasia... tentang kamu, dan aku... Aku tunggu ya, James...

Lalu telepon dimatikan. James hanya terdiam. Orang yang berusan meneleponnya adalah kakak sepupunya, Richard. James ingat ia membunuh seluruh anggota keluarga mereka dengan hanya menyisakan James dan ibunya. Hari ini sudah sekitar 5 tahun sejak kejadian tersebut.
Richard seharusnya sudah menghirup udara segar sekarang karena ia hanya dipidana 5 tahun untuk semua perbuatan kejinya. Aneh, memang. Tapi Richard adalah laki-laki yang jenius. Ia bisa saja lolos dari jeratan hukum tersebut, tapi tampaknya ia ingin diam selama 5 tahun. Menghilangkan diri, memudarkan semua luka...



James akhirnya memenuhi undangan Richard dengan mengikuti alamat di SMS yang ia kirim 7 jam setelah teleponnya karena penasaran. Seluruh keluarganya kini telah tiada-kecuali ibunya, siapa yang tahu rahasia keluarganya selain sang cucu tertua? Ibunya adalah typical yang tidak tahu dan tidak mau tahu hal-hal yang bisa menambah kerutan di wajahnya, takkan mungkin James bisa mendengar rahasia itu dari ibunya.

James menekan bel kamar apartemen Richard, dan kurang dari 5 detik pintu sudah dibuka. Tampaknya Richard memang sudah menunggu kedatangan James.

R: Halo, James... Lama tak jumpa, ya... How's your life?
J: ...

Mereka masih diam di depan pintu. Entah kenapa, mereka hanya saling memandang. James memperhatikan tubuh kakak sepupunya yang dibalut kaus Polo putih dan celana pendek hitam, santai sekali. Richard tak berubah sedikitpun walau 5 tahun berlalu. Sekarang umurnya 23 tahun, tapi tubuhnya yang ideal dan wajah liciknya yang sok murah senyum tetap utuh pada tempatnya. Sama, seperti saat ia berumur 18 tahun.

R: Ayo, masuk... Anggap saja rumah sendiri...

James melangkah masuk ke dalam kamar apartemen Richard. Richard tersenyum manis sekali. Tak ada cela sedikitpun di wajahnya. Tak juga karena ia telah membantai sebuah keluarga. Ia kemudian menutup pintu setelah James masuk ke kamar apartemennya.

R: Duduk, James... Minum dulu tehnya...

James hanya duduk terdiam. Tak minum teh yang susah-susah dibuatkan kakaknya, tak juga berbicara walau hanya 1 kata. James memang typical yang berbicara hanya saat penting. Saat tidak penting, ia hanya akan diam dan pura-pura mendengarkan. Kau bisa menilai mana kalimatmu yang penting lewat James. Seperti itulah semua mahasiswa kedokteran seharusnya. Banyak berbicara bagi mahasiswa kedokteran adalah hal yang haram. Meskipun tidak semua mahasiswa kedokteran bisa seperti James.
Keramahan yang Richard tunjukkan hanya membuat James semakin muak padanya. Dan Richard tahu pasti akan hal itu.

R: Sejak kamu pindah ke Jakarta, kita jadi gak pernah berhubungan lagi...
J: Bukankah itu lebih baik bagimu...?
R: Jangan berkata seperti itu, James... Kamu adalah adikku satu-satunya, wajar jika aku merindukanmu...
J: ...
R: Gimana kabar ibumu, James...?
J: Cukup kamu mengulur waktu... Apa... rahasia... antara aku, dan kamu...?
R: Ehm... selalu terburu-buru... Persis ayahmu, ya...
J: ...
R: Aku tahu kamu menganggapku sebagai kakak yang baik...
J: Tidak lagi, sejak kamu membunuh kedua orang tuamu sendiri... juga kakek dan nenek... sampai akhirnya masuk penjara...
R: Kamu masih ingat...? Uh... itu kan sudah lama sekali...
J: Aku tahu kamu baru keluar dari penjara, kan?
R: Ya, dan aku takkan pernah kembali kesana lagi...
J: Maksudmu... kamu mau berubah?
R: Jangan berharap, James... Masih ada satu orang lagi yang belum aku bunuh...
J: ...
R: Kau...
J: ...
R: Tapi... kenapa kita harus terburu-buru? Toh kamu belum tahu apa yang ingin kamu ketahui, kan?
J: ...
R: Alasan... kenapa aku membunuh kedua orang tuaku... termasuk ayah dan adikmu...
J: A-Apa...?!

Kalimat Richard yang barusan bagai petir yang menyambar dada James sampai terhempas ke belakang dan menabrak pagar berduri. Sakit. Mengejutkan. Dan berlangsung terlalu cepat. James yang berIQ 186 pun harus mencerna perkataan itu lagi dan lagi.

J: Tidak... Mereka meninggal karena kecelakaan...
R: Kamu pikir... siapa dalang dibalik semua kecelakaan itu...?
J: Ka-Kamu...!!!

Emosi James yang tak pernah muncul seolah bangkit dari tidur panjangnya. Meskipun agak rewel, Michael, adik James, adalah manusia paling berarti dalam hidup James. Tentu saja setelah Celine, sang mantan kekasih yang nyawanya juga hilang di tangan Richard. James tak habis pikir, kenapa Richard begitu benci padanya, sampai tega membunuh semua orang yang ia sayangi...?
Richard memang sengaja memancing emosinya. Walau Richard tahu, James bukanlah typical orang yang gampang terbawa emosi.

R: Aku tahu detik ini juga kau ingin menancapkan samurai ke dadaku. Tapi sebelum kau membunuhku... atau aku membunuhmu, kenapa tidak kau dengar dulu ceritaku yang sangat menarik ini...?
J: ...

Emosi James mereda. James kini menunduk. Ia seolah malu telah membangunkan emosinya tatkala Richard memancingnya tadi.

R: Dari kecil... ayahku selalu menyiksaku. Aku tak pernah dianggap sebagai anaknya... Kesalahan sekecil apapun yang aku buat, pasti akan membuatnya marah...
J: ...
R: Ibuku pun tak pernah bertindak saat ayahku menyiksaku... Ia kadang hanya terdiam sambil meneteskan air mata...
J: ...
R: Air mata yang membuatku muak...
J: Itu bukanlah alasan yang masuk akal untuk membunuh seseorang...
R: Diam, kamu! Alasanku memang bukan HANYA itu...
J: ...
R: Keluarga besar menganggapku sebagai anak berandalan yang suka berkelahi dan menentang orang tua... Padahal itu sama sekali tidak benar... Luka-luka di tubuhku ini, yang sampai sekarang pun masih berbekas, bukan karena aku suka berkelahi... Ini semua karena ayahku... Ia yang menyiksaku sampai aku seperti ini...
J: Aku tidak menganggapmu begitu...
R:...
J: Tapi itu dulu... Sekarang aku menganggapmu lebih dari itu... IBLIS...
R: Aku senang kamu menyebutku iblis... Itu terdengar sebagai pujian untukku... Aku memang iblis...
J: ...
R: Mungkin kamu pikir aku ini kakak sepupumu...? Huh?
J: ...
R: Pada kenyataannya, bukan... Aku kakak kandungmu... Bukan sepupumu...
J: ...

James hanya menganggap kata-kata Richard yang barusan sebagai angin lalu. Tapi ia tak tahu bahwa apa yang Richard katakan adalah kenyataan. Kenyataan pahit tentang sebuah pengkhianatan...

R: Aku sudah tahu... Kau takkan percaya kata-kataku... Aku sendiri tidak punya bukti yang kuat tentang itu...
J: ...
R: Kamu tahu, kenapa ayahku tak pernah menganggapku sebagai anaknya...?
J: ...
R: Karena aku memang bukan anaknya...
J: ...
R: Ibuku berselingkuh dengan ayahmu...
J: ...
R: Dan akulah hasil dari hubungan gelap mereka!
J: ...
R: Ayahku tahu semuanya... Ia tahu ibuku berselingkuh, ia tahu ayahmu adalah selingkuhan ibuku, dan ia tahu aku bukan anaknya, melainkan anak dari ayahmu... Tetapi ia bukannya menceraikan ibuku, malah tetap mempertahankan perkawinan kotornya sambil terus membalaskan dendamnya terhadap ayahmu pada diriku...
J: ...
R: Tadinya aku mengharapkan kasih sayang dari kakek dan nenek, tapi mereka sama saja... Mereka lebih sayang pada kau dan Michael... Dan itu membuat lukaku semakin perih...
J: ...
R: Aku menderita... Aku menderita, James... Aku menderita bukan karena perbuatanku sendiri, melainkan karena perbuatan orang lain... Dan orang itu adalah ayahmu!
J: Kau menjijikan... Kau iblis...
R: Kau benar... Aku iblis... Tapi dalam tubuh kita mengalir darah yang sama... Iblis...
J: Kau menyalahkan orang lain atas semua hal buruk yang terjadi dalam hidupmu... Adakah hal lain yang lebih menjijikan daripada itu...?
R: Tentu saja ada... Bagaimana dengan seseorang yang selalu menyembunyikan perasaannya bahkan saat orang yang paling berharga dalam hidupnya pergi...? Atau seorang mahasiswa kedokteran yang sok pintar dan egois, tidak mau menyerahkan jabatan asisten dosennya pada mahasiswa lain yang pada kenyataannya jauh lebih baik darinya...?
J: ...
R: Atau... anak seorang iblis yang berselingkuh dengan kakak iparnya sendiri...?
J: Aku muak padamu...
R: Aku seribu kali lebih muak padamu...
J: ...
R: Cukup main-mainnya... Kau harus segera mati... Aku akan segera membunuhmu...
J: Aku tak percaya kau benar-benar ingin membunuhku hanya karena aku adalah anak dari orang yang menurutmu telah mengahancurkan hidupmu...
R: ...
J: Harusnya akulah yang membunuhmu... Kau membunuh semua orang yang aku cintai... Kau sangat pantas mati...
R: Bagus, James... Memang kata-kata itulah yang kuharapkan keluar dari mulutmu sejak tadi...
J: ...
R: Aku bersedia dapat giliran kedua dalam permainan kita... Bagaimana...?
J: Kau gila... Aku bukan kau! Pembunuh...
R: Baiklah... Jadi apa yang kau inginkan?
J: ...

--------To be continued...

1 comment:

  1. Wkwkwkw.. Lucu.. (Sori.. Gw emang agak aneh orangnya..) Bagus.. Tp rada lebay dikit.. :)
    _LiLz_

    ReplyDelete

Cercaan Anda sangat bermanfaat bagi saya.